Kamis, 26 November 2020

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT PARA AHLI

Assalamualaikum wr.wb

Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang teori kepribadian sehat. Semoga apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Dan artikel ini juga saya tulis sebagai pelengkap tugas dari dosen saya Bapak Fx. Wahyu  Widiantoro, S.Psi, M.A.

Nama     : Ikhsan Arifudin

NIM       : 20.310.410.029


GORDON WILLIARD ALLPORT

Dalam teori ini dinyatakan bahwa itu selalu positif dan penuh harapan. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar, yaitu kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Menurut Allport orang yang sehat adalah orang yang dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang. Mereka menyadari  kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri dan mereka juga mampu untuk mengontrolnya. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan yang akan datang. Pendapat Allport mengisyaratkan bahwa manusia memiliki kebebasan dalam memilih dan bertindak. Menurut Allport, manusia dengan kepribadian yang matang memiliki kriteria perluasan perasaan diri, hubungan diri yang hangat dengan orang lain, keamanan emosional, pesepsi realistis, keterampilan dan tugas, pemahaman diri, dan filsafat hidup yang mempersatukan.

 

CARL RANSOM ROGERS

Teori Rogers sebenarnya didasarkan pada “daya hidup” yang mana disebut sebagai kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan akstualisasi inilah yang diartikan sebagai motivasi yang mana menyatu di dalams etiap individu masing-masing dan bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada semaksimal mungkin. Jadi makhluk hidup tak hanya memiliki tujuan untuk bertahan hidup saja namun juga mendapatkan apa yang terbaik di dalam keberadaannya. Karena dorongan tunggal ini lah yang akhirnya memunculkan keinginan atau dorongan lain yang dijelaskan oleh psikolog lainnya, semisal kebutuhan akan air, udara, makanan, kebutuhan akan rasa cinta, aman, dan lainnya. Selain itu di kalangan psikologi, Rogers dikenal dengan teori psikoterapinya.

 

ERICH FROM

Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat adalah orientasi produktif, yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati. Menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup seorang pribadi adalah keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is being, not having and using). Ciri kepribadian sehat menurut Fromm diantaranya orang yang mencintai sepenuhnya, kreatif, kemampuan pikiran yang berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, perasaan identitas yang kuat, berhubungan dan berakar di dunia, subjek dari diri dan nasib, dan bebas dari ikatan sumbang.

 

ABRAHAM HAROLD MASLOW

Maslow menyebutkan bahwa orang yang sehat adalah orang mampu mengaktualisasikan diri mereka dengan baik dan imbang, mereka juga dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi yaitu memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki serta mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka. Menurut Maslow, syarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan 4 hierarki kebutuhan, diantaranya yang pertama adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta penghargaan diri. Dan kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.  Selain itu kepribadian yang sehat menurut maslow adalah individu yang berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas pada orang-orang lain. Ciri-ciri orang yang telah dapat memenuhi kebutuhan aktualisasi diri diantaranta menerima realitas dengan cepat, menerima diri dan orang lain apa adanya, bertindak spontan dan alamiah (tidak berpura-pura), memusatkan pada permasalahan bukan perseorangan, memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain, memiliki ruang untuk pribadi, menghargai dan terbuka akan pengalaman dan kehidupan baru, memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak, dan memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat.


CARL GUSTAV JUNG

Menurut Jung, pribadi yang sehat adalah pribadi yang terindividuasi. Individuasi adalah pengintregasian kepribadian yang merupakan hakekat kodrati manusia. Menurutnya, individu yang berkepribadian sehat tidak lagi terikat dengan defense mechanism-nya (mekanisme bela ego) dan mampu mencari cara-cara kreatif untuk mengatasi persoalan yang dialaminya (Siswanto, 2007). Jung menyatakan bahwa manusia selalu maju atau mengejar kemajuan, dari taraf perkembangan yang kurang sempurna ke taraf yang lebih sempurna. Manusia juga selalu berusaha mencapai taraf diferensiasi yang lebih tinggi. Menurut Jung, tujuan perkembangan kepribadian adalah aktualisasi diri, yaitu diferensiasi sempurna dan saling hubungan yang selaras antara seluruh aspek kepribadian. Dalam proses perkembangan kepribadian dapat terjadi gerak maju (progresi) atau gerak mundur (regresi). Progresi adalah terjadinya penyesuaian diri secara memuaskan oleh aku sadar baik terhadap tuntutan dunia luar mapun kebutuhan-kebutuhan alam tak sadar. Apabila progresi terganggu oleh sesuatu sehingga libido terhalangi untuk digunakan secara progresi maka libido membuat regresi, kembali ke fase yang telah dilewati atau masuk ke alam tak sadar.  Pada akhirnya menurut Jung, untuk mencapai kepribadian yang sehat dan terintegrasi secara kuat,  maka setiap aspek kepribadian harus mencapai taraf diferensiasi dan perkembangan yang optimal. Proses untuk sampai ke arah tersebut oleh Jung dinamakan proses individuasi atau proses penemuan diri (Ja’far, (2015).

 

VIKTOR EMIL FRANKL

Dalam pandangan Frankl, dorongan utama kita ialah mencari arti. Orang yang sehat secara psikologis bergerak ke luar atau tidak fokus pada diri sendiri. Pandangan ini menempatkan pendirian Frankl berlawanan dengan ahli – ahli yang mengemukakan bahwa tujuan atau dorongan perkembangan manusia yang penuh ialah pemenuhan atau aktualisasi diri. Frankl sendiri percaya bahwa semata-mata mengejar tujuan dalam diri justru merusak diri. Frankl menyatakan jika semakin banyak kita berjuang untuk kesenangan mungkin semakin kurang kita menemukannya. Kehidupan yang diarahkan untuk mengejar kebahagiaan tidak pernah akan menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak dapat dikejar dan diperoleh karena bisanya timbul secara spontan dari pemenuhan arti. Frankl tidak menyajikan daftar dari sifat-sifat kepribadian yang sehat, tetapi secara umum dapat dirumuskan seperti berikut:

Mereka mampu mengungkapkan nilai daya cipta, nilai pengalaman dan nilai sikap

Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri sendiri.

Mereka bebas memilih langkah tindakan yang dilakukan.

Mereka bertanggung jawab terhadap tingkah laku dan sikap yang dianut terhadap nasib mereka.

Mereka tidak ditentukan oleh kekuatan di luar diri mereka.

Mereka telah menemukan arti dalam kehidupan yang cocok.

Mereka secara sadar mengontrol kehidupan.

Berorientasi masa depan, diarahkan kepada tujuan dan tugas yang akan datang.

Komitmen terhadap pekerjaan

Kemampuan mereka untuk memberi dan menerima cinta.

 

FRIEDRICH SOLOMON PERLS

Menurutnya, individu yang sehat adalah yang seimbang antara ikatan organisme dan lingkungan dan mengadakan hubungan yang terus-menerus. Selain itu, ada dua pandangan tentang pribadi yang sehat menurut teori Gestalt yaitu:

Gestalt yang baik sebagai polaritas itu mampu menggambarkan suatu medan persepsi atau terbentuk dengan jelas dalam bentuk yang baik.

Polaritas penyesuaian yang kreatif, seorang pribadi yang mampu menunjukan interakasi yang kreatif mengambil tanggung jawab bagi keseimbangan ekologis antara diri sendiri dan sekitar.

Dalam terapi Gestalt diberikan beberapa ciri kepribadian yang sehat. Adapun ciri kepribadian seseorang yang sehat adalah mampu mengatur diri sendiri, bertanggungjawab, memiliki kematangan, dan memiliki keseimbangan diri.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Frank G. Goble, Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow, Penerjemah Drs. A. Supratiknya (Yogyakarta: Kanisius, 1994) https://worldalternativeenergy.wordpress.com/2014/04/09/kepribadian-sehat-menurut-abraham-maslow/ diakses pada tanggal 26 Maret 2020 pukul 14.00 WIB)

 

Hall S, C .,& Lindzey, G. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Kanisius. Yogyakarta, Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Kanisius: Jakarta. https://datbluegirl.wordpress.com/2016/04/03/psychology-teori-kepribadian-sehat-menurut-erich-fromm/ diakses pada tanggal 26 Maret 2020 pukul 15.10 WIB)


Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan : Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta. Kanisius. Diakses dari https://pijarpsikologi.org/goldon-allport-orang-yang-sehat-mental-akan-tetap-bangkit-meskipun-ia-gagal/ diakses pada tanggal 26 Maret 2020 pukul 16.00 WIB)

 

 

Selasa, 10 November 2020

Hubungan Antara Individu Masyarakat Dan Kebudayaan


Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang dalam hidupnya saling membutuhkkan baik dalam individu maupun kelompok. Masyarakat merupakan wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri dari ‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan hidup bersama.Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam stiap tatanan kehidupan  berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada. Para sosiolog mengartikan masyarakat sebagai sebagai kelompok di dalamnya terdapat orang-orang yang menjalankan kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang diikat melalui kerjasama dan nilai-nilai tertentu yang permanen.

A.    Individu

Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil.Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.

Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.

ndividu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.

Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.

Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.

B.     Keluarga

Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.

Fungsi Keluarga

§  Fungsi Pendidikan. 
  Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
§  Fungsi Sosialisasi anak.
 Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
§  Fungsi Perlindungan.
   Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
§  Fungsi Perasaan.
   Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
§  Fungsi Religius.
   Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
§  Fungsi Ekonomis.
  Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
§  Fungsi Rekreatif.
    Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
§  Fungsi Biologis.
    Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.

C.    Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian dan dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya. Ilmu untuk mempelajari masyarakat adalah Sosiologi.

Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.

Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.

Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan, yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas. Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup. Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui proses belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.

Keterkaitan anatara individu, masyarakat dan kebudayaan sangatlah erat dalam kehidupan individu itu sendiri maupun orang banyak. Individu harus Bersosialisai dalam masyarakat sehingga melestarikan kebudayaan dan menimbulkan kebudayaan baru yang mencirikan budaya Bangsa Indonesia sendiri.

Note ;

Artikel ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Dosen Pengampu Amin Nurohmah, S.Pd., M.Sc.

Nama       : Ikhsan Arifudin

NIM          : 20.310.410.029