Minggu, 27 September 2020

Pandemi Covid-19 Mempengaruhi Interaksi Sosial Masyarakat

Hai gues, 
Kali ini saya akan membicarakan tentang wabah yang lagi viral saat ini yaitu pandemi covid-19. Berbicara tentang covid-19 tentu kita semua sudah tahu. Ya betul... 

Dikutip dari DailyMail, Rabu (12/2/2020) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengumumkan nama virus mematikan yang bermula di Wuhan, Cina.  Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkannya pada konferensi di Jenewa, Swiss.

Nama Covid-19 dipilih untuk virus yang sejak mewabah mendapat banyak nama seperti  corona Wuhan, coronavirus Cina,  bahkan flu ular. Lalu apa arti COVID-19?  

Ghebreyesus menyebut, C-o = corona, v-i = virus, dan D = disease. Jadi Covid bisa diartikan penyakit virus corona.  Angka 19 menandai tahun pertama kali virus teridentifikasi.

Pemilihan nama dilakukan berdasar pedoman yang disepakati antara WHO, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pilihan nama tidak boleh merujuk pada lokasi geografis, hewan, individu atau sekelompok orang, mudah diucapkan dan terasosiasi dengan penyakit yang diakibatkan.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

Covid19 menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.


Masyarakat Indonesia pada umumnya mengedepankan sikap gotong royong dan saling membantu dalam kesehariannya. Oleh karenanya interaksi sosial saling sapa, bercerita dan berkumpul sudah menjadi hal yang biasa. Namun adanya pandemi covid-19 dan diberlakukannya PSBB ini membawa perubahan terhadap interaksi sosial masyarakat. Perubahan yang paling mencolok terlihat dari cara orang menjalani kehidupan sosial dan menggerakkan roda perekonomian. Di mana masyarakat kini sangat mengandalkan teknologi digital untuk tetap menjalani kehidupan sosial dan ekonomi di tengah kebijakan physical distancing dan PSBB. Namun benarkah bahwa sektor ekonomi menjadi sektor terbesar yang terdampak negatif virus corona covid-19?

Sebuah survei dilakukan oleh Snapcart untuk menilik seberapa besar dampak yang dibawa oleh virus corona terhadap gaya hidup orang Indonesia. Dilakukan pada 17-28 Maret 2020, survei yang melibatkan 2000 laki-laki dan perempan berumur 15-50 tahun di 8 kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Makassar, dan Manado) menunjukkan bahwa pandemi virus corona berdampak paling besar terhadap kehidupan sosial masyarakat. Disusul dengan faktor karier atau pekerjaan dan berubahnya rencana perjalanan atau liburan akibat pandemi virus corona covid-19.

Berdasarkan survei yang dilakukan, sebanyak 48 persen responden mengaku bahwa kehidupan sosialnya terganggu akibat virus corona covid-19. Masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan hidup gotong royong dan kentalnya interaksi sosial berusaha mencari jalan keluar untuk tetap melakukan sosialisasi meski ada kebijakan physical distancing.

Penggunaan teknologi digital menjadi jawaban yang membuat masyarakat kini mulai menggantungkan interaksinya melalui dunia maya. Belakangan, banyak media sosial dan aplikasi olahraga yang melibatkan aktivitas olahraga secara online. Sehingga menciptakan suasana seakan-akan berolahraga bersama, padahal sebenarnya di rumah.

Hal ini terjadi karena tidak mungkin seseorang mampu sendirian terus menerus dalam menjalani kehidupannya. Setelah pandemi covid-19 berakhir, maka akan banyak keinginan untuk mengadakan pertemuan sebagai obat kerinduan masyarakat untuk saling bertemu. Di mana banyak tempat-tempat akan diramaikan dengan aktivitas berkumpul atau reuni.

Dari uraian yang saya tuliskan di atas mari kita simpulkan bersama bahwa; pandemi covid-19 ini pasti akan berakhir suatu saat nanti. Untuk saat ini kita sebaiknya tetap menaati segala anjuran yang diberikan oleh gugus tugas percepatan penanganan covid-19 agar turut serta mempercepat berakhirnya pandemi covid-19 ini. Selain itu untuk sementara waktu kita jalani saja interaksi yang saat ini ada meskipun berubah dari sebelum adanya covid-19 yang semula kita bisa berkumpul sekedar untuk ngobrol saja sekarang hanya bisa via medsos berinteraksi.Mari kita berdoa bersama agar pademi covid-19 di dunia ini segera berakhir. Amin.

_______________

Sumber ;

https://www.alodokter.com/virus-corona

https://galamedia.pikiran-rakyat.com/news/pr-35552700/diumumkan-who-corona-kini-jadi-covid-19-apa-artinya-?page=2

https://www.liputan6.com/bola/read/4225707/riset-tunjukkan-gaya-hidup-orang-indonesia-berubah-karena-virus-corona-covid-19



Note ;

Artikel ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Dosen Pengampu Amin Nurohmah, S.Pd., M.Sc.

Nama       : Ikhsan Arifudin

NIM          : 20.310.410.029


Sekian dan Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar